Aku terbangun
setelah mendengar suara Kak Dina dari luar yang berusaha membangunkanku.
03.45 WIB
"Ia Kak,, Aku
sudah bangun. Terima kasih ya kaak,,, " aku berteriak sambil masih berbaring
di tempat tidur mungilku.
“Ya Yu,,, Siap-siap sholat shubuh ya,, “dan langkah kaki Kak Dina terdengar menjauh dari kamarku.
“Ya Yu,,, Siap-siap sholat shubuh ya,, “dan langkah kaki Kak Dina terdengar menjauh dari kamarku.
Aku bangkit dan bersiap
untuk melaksanakan kewajibanku. Membaca beberapa ayat suci Nya dan memohon agar
hari ini berjalan dengan indah, seperti biasanya.
Aku mengirim sms kepada
orang-orang tercintaku untuk meminta doa agar seminar proposal tesisku berjalan
dengaan lancar. Dan ya.. Pangeran hatiku
juga turut mendoakan agar seminar ku berjalan dengan lancar.
Terima kasih,, kamu selalu
berhasil membuatku bersemangat ^_^
Pukul 07.00 WIB
Semua
persiapan yang kuperlukan untuk seminar nanti sepertinya telah tersedia. Otak
yang penuh dengan bahasan mengenai persiapan penelitian dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan proposal, Netbook
yang didalamnya telah tersimpan slide presentasi yang penuh dengan gambar-gambar
hasil googling, dan beberapa bekal untuk penghuni labor entomologi.
Pukul 09.00 WIB
Aku berdiri
di ruangan seminar yang besar ini dengan perasaan yang sedikit deg-degan,
mengingat cerita beberapa orang rekan S1 dan S2 tentang salah satu pengujiku
yang terkesan perfectionis. Wow! Pengalaman S1 ku kembali membuat bulu kudukku merinding.
Satu persatu penguji dan
pembimbing tesisku mulai memasuki ruangan seminar. Aku menarik nafas panjang
seraya membaca nama ALLAH,,
Bismillah,,, *ALLAH
bersama mahasiswa S2,,, heeheh*
Detak
jantungku seperti sedang membuat alunan melodi yang semakin membahana ketika satu
persatu pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan padaku. Aku menjawab pertanyaan –pertanyaan
itu. Penjelasan demi penjelasan mulai
kuutarakan, berharap itu semua akan memuaskan para pengujiku. Seperti tak mau kalah,
bantahan demi bantahan dari penguji yang kata mereka perfecitonist itu mulai
membuatku layu *hah? Layu?
Sesekali
aku tertunduk lesu, seraya mengingat tuhanku. Sebisa mungkin tak melupakan Dia
saat aku dalam keadaan sulit ataupun senang.
Ada rasa sedih yang luar
biasa ketika aku merasa beliau berhasil
memojokkanku. Aku menatap sendu pada pembimbing pertamaku, Pak Ridwan. Entah apa yang sedang beliau fikirkan. Aku merasa
telah mengecewakannya ketika jawaban yang telah kuberikan belum memuaskan
pengujiku.
Aku
berallih pada pembimbing keduaku, Pak Rama.
Beliau hanya menunduk seperti sedang membaca sesuatu. Apa pula yang
sedang beliau pikirkan?
Aku kembali menarik nafas
panjang. Apapun ini yang sedang terjadi,
hadapi! Hanya satu jam dan belum ada
mahasiswa ITB yang meninggal setelah seminar. Berarti aku juga akan baik-baik
saja.
Setelah
semua pertanyaan-pertanyaan dan bantahan-bantahan itu menghujaniku, aku disuruh
keluar dari ruangan seminar yang kedap suara itu. Aku langsung memeluk Ira,
yang sedari tadi telah berdiri di depan ruangan seminar.
Ada air
mata yang mengalir deras di pipiku. Berkecamuk! Merasa mengcewakan pembimbing ku. Atau mungkin
aku merasa telah mngecewakan diriku sendiri.
Ah sudahlah.. Aku saja
yang terlalu berlebihan. Bukankah setiap mahasiswa yang seminar juga akan
diperlakukan sama. Dihujani dengan pertanyaan-pertanyaan yang terkadang tak
terpikir olehmu. Ah, seolah-olah aku tak pernah mengalami hal ini saja..
Ira
berusha menenangkanku dan meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. Aku membiarkan
diriku larut dalam perasaan apapun itulah namanya yang sedang membelenggu.
Pintu ruangan seminar
terbuka dan terdengar suara Pak Rama memanggilku. Seperti biasa, dosen ITB yang
berdarah Padang itu selalu penuh senyuman.
Dan yaa,, Alhamdullah,,
aku lega mendengar keputusan pembimbing dan pengujiku bahwa penelitianku bisa
dilanjutkkan. Untuk hal-hal yang masih harus diperbaiki akan kudiskusikan
bersama kedua pembimbingku. Horeeee!!
Aku berterima
kasih pada para penguji dan pembimbingku untuk semua masukan dan arahan yang diberikan.
Ada tekad yang luar biasa dihatiku untuk bersungguh-sungguh mengerjakan
penelitian yang tidak murah ini.
35 juta? Seperti yang
dikatakan salah satu pengujiku, uang sebanyak itu bisa kugunakan untuk membeli
sawah. Hahahahah
Tapi, hey!
Aku memilih ITB untuk
belajar. Memperdalam pengetahuanku tentang biologi yang
belum begitu mumpuni. Aku memutuskan untuk melanjutkan s2 disini karena aku
mencintai biologi. Karena aku masih
sangat ingin menambah isi kepalaku. Aku masih sangat ingin memperbaiki kualitas
diriku. Mendewasakan pikiranku. Mematangkan pribadiku.
Jadi, kalaupun aku harus
belajar banyak lagi untuk melakukan penelitian ini, maka akan kulakukan.
Hey! Aku Ayu Nirmala Sari. Belajar adalah passion-ku.
Mengajar adalah passion-ku. Aku yakin, Allah selalu bersamaku. Doa ibu selalu
mengiringiku. Dukungan keluarga dan sahabat-sahabatku akan selalu menguatkanku.
Dan hadirmu akan selalu jadi penyemangatku, Semangat!! ^_^
Hmm,, Aku harus berterima
kasih juga pada rekan-rekan S1 di Lab Fiswan yang selalu menyemangatiku dan
membantu memperbaiki proposalku. Mereka baik sekali telah mengizinkanku
terlibat dalam penelitian mereka dan memberikanku kesempatan untuk belajar. Aku
belajar banyak dari mereka yang notabene memang lebih memahami penelitian yang
kulakukan.
Beruntung mengenal kalian
teman-temanku!
**Umur kita hanya beda
beberapa bulan kan yaa.... aku kan masih mudaaaa ^_^
Liburan panjangku sudah
dimulai. Tiga bulan? Bukan waktu yang sebentar ya.
Tapi aku sudah punya
sederetan rutinitas penting yang siap kulakukan. Dan tentu saja, liburan ke beberapa
tempat yang menarik untuk dikunjungi akan menjadi salah satu agenda wajib dalam
3 bulan ini.
Alhamdulillah ya Allah!
Terima kasih untuk hidup
yang indah ini ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar