Powered By Blogger

GLamee Story of Aizee


Selasa, 22 Mei 2012

Sesuatu Tentang Seminar Proposal Tesisku


Aku terbangun setelah mendengar suara Kak Dina dari luar yang berusaha membangunkanku. 
03.45 WIB
"Ia Kak,, Aku sudah bangun. Terima kasih ya kaak,,, " aku berteriak sambil masih berbaring di tempat tidur mungilku.
“Ya Yu,,, Siap-siap sholat shubuh ya,, “dan langkah kaki Kak Dina terdengar menjauh dari kamarku.

Aku bangkit dan bersiap untuk melaksanakan kewajibanku. Membaca beberapa ayat suci Nya dan memohon agar hari ini berjalan dengan indah, seperti biasanya.
Aku mengirim sms kepada orang-orang tercintaku untuk meminta doa agar seminar proposal tesisku berjalan dengaan  lancar. Dan ya.. Pangeran hatiku juga turut mendoakan agar seminar ku berjalan dengan lancar.
Terima kasih,, kamu selalu berhasil membuatku bersemangat ^_^

Pukul 07.00 WIB
Semua persiapan yang kuperlukan untuk seminar nanti sepertinya telah tersedia. Otak yang penuh dengan bahasan mengenai persiapan penelitian dan segala sesuatu yang berhubungan dengan proposal,  Netbook yang didalamnya telah tersimpan slide presentasi yang penuh dengan gambar-gambar hasil googling, dan beberapa bekal untuk penghuni labor entomologi.

Pukul 09.00 WIB
Aku berdiri di ruangan seminar yang besar ini dengan perasaan yang sedikit deg-degan, mengingat cerita beberapa orang rekan S1 dan S2 tentang salah satu pengujiku yang terkesan perfectionis. Wow! Pengalaman S1 ku kembali  membuat bulu kudukku merinding.
          Satu persatu penguji dan pembimbing tesisku mulai memasuki ruangan seminar. Aku menarik nafas panjang seraya membaca nama ALLAH,,
Bismillah,,, *ALLAH bersama mahasiswa S2,,, heeheh*
Detak jantungku seperti sedang membuat alunan  melodi yang semakin membahana ketika satu persatu pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan padaku. Aku menjawab pertanyaan –pertanyaan  itu. Penjelasan demi penjelasan mulai kuutarakan, berharap itu semua akan memuaskan para pengujiku. Seperti tak mau kalah, bantahan demi bantahan dari penguji yang kata mereka perfecitonist itu mulai membuatku layu *hah? Layu?
Sesekali aku tertunduk lesu, seraya mengingat tuhanku. Sebisa mungkin tak melupakan Dia saat aku dalam keadaan sulit ataupun senang.
         Ada rasa sedih yang luar biasa ketika aku merasa beliau  berhasil memojokkanku. Aku menatap sendu pada pembimbing pertamaku, Pak Ridwan.  Entah apa yang sedang beliau fikirkan. Aku merasa telah mengecewakannya ketika jawaban yang telah kuberikan belum memuaskan pengujiku.
Aku berallih pada pembimbing keduaku, Pak Rama.  Beliau hanya menunduk seperti sedang membaca sesuatu. Apa pula yang sedang beliau pikirkan?
Aku kembali menarik nafas panjang. Apapun  ini yang sedang terjadi, hadapi! Hanya satu jam dan belum  ada mahasiswa ITB yang meninggal setelah seminar. Berarti aku juga akan baik-baik saja.
Setelah semua pertanyaan-pertanyaan dan bantahan-bantahan itu menghujaniku, aku disuruh keluar dari ruangan seminar yang kedap suara itu. Aku langsung memeluk Ira, yang sedari tadi telah berdiri di depan ruangan seminar.
Ada air mata yang mengalir deras di pipiku. Berkecamuk!  Merasa mengcewakan pembimbing ku. Atau mungkin aku merasa telah mngecewakan diriku sendiri.
Ah sudahlah.. Aku saja yang terlalu berlebihan. Bukankah setiap mahasiswa yang seminar juga akan diperlakukan sama. Dihujani dengan pertanyaan-pertanyaan yang terkadang tak terpikir olehmu. Ah, seolah-olah aku tak pernah mengalami hal ini saja..
Ira berusha menenangkanku dan meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. Aku membiarkan diriku larut dalam perasaan apapun itulah namanya yang sedang membelenggu.
Pintu ruangan seminar terbuka dan terdengar suara Pak Rama memanggilku. Seperti biasa, dosen ITB yang berdarah Padang itu selalu penuh senyuman.
Dan yaa,, Alhamdullah,, aku lega mendengar keputusan pembimbing dan pengujiku bahwa penelitianku bisa dilanjutkkan. Untuk hal-hal yang masih harus diperbaiki akan kudiskusikan bersama kedua pembimbingku. Horeeee!!

Aku berterima kasih pada para penguji dan pembimbingku untuk semua masukan dan arahan yang diberikan. Ada tekad yang luar biasa dihatiku untuk bersungguh-sungguh mengerjakan penelitian yang tidak murah ini.
35 juta? Seperti yang dikatakan salah satu pengujiku, uang sebanyak itu bisa kugunakan untuk membeli sawah. Hahahahah

Tapi, hey!
Aku memilih ITB untuk belajar.   Memperdalam pengetahuanku tentang biologi yang belum begitu mumpuni. Aku memutuskan untuk melanjutkan s2 disini karena aku mencintai biologi. Karena aku  masih sangat ingin menambah isi kepalaku. Aku masih sangat ingin memperbaiki kualitas diriku. Mendewasakan pikiranku. Mematangkan pribadiku.
Jadi, kalaupun aku harus belajar banyak lagi untuk melakukan penelitian ini, maka akan kulakukan.
Hey! Aku Ayu  Nirmala Sari. Belajar adalah passion-ku. Mengajar adalah passion-ku. Aku yakin, Allah selalu bersamaku. Doa ibu selalu mengiringiku. Dukungan keluarga dan sahabat-sahabatku akan selalu menguatkanku. Dan hadirmu akan selalu jadi penyemangatku, Semangat!! ^_^

Hmm,, Aku harus berterima kasih juga pada rekan-rekan S1 di Lab Fiswan yang selalu menyemangatiku dan membantu memperbaiki proposalku. Mereka baik sekali telah mengizinkanku terlibat dalam penelitian mereka dan memberikanku kesempatan untuk belajar. Aku belajar banyak dari mereka yang notabene memang lebih memahami penelitian yang kulakukan.
Beruntung mengenal kalian teman-temanku!
**Umur kita hanya beda beberapa bulan kan yaa.... aku kan masih mudaaaa ^_^

Liburan panjangku sudah dimulai. Tiga bulan? Bukan waktu yang sebentar ya.
Tapi aku sudah punya sederetan rutinitas penting yang siap kulakukan. Dan tentu saja, liburan ke beberapa tempat yang menarik untuk dikunjungi akan menjadi salah satu agenda wajib dalam 3 bulan ini.

Alhamdulillah ya Allah!
Terima kasih untuk hidup yang indah ini ^_^




­­­­


Tidak ada komentar:

Posting Komentar